Sabtu, 18 Februari 2017

SITUS GUNUNG SUSURU


Kata SUSURU di ambil dari nama spesies tanaman purba sebangsa kaktus, dimana tanaman tersebut tumbuh dan asli dilingkungan situs dimana bunga SUSURU menghiasi dan pagar keraton Galuh Kertabumi dahulu.
Situs Gunung Susuru berada di Dusun Bunder , Desa Kertabumi , Kecamatan Cijeungjing , kabupaten Ciamis , Jawa Barat - Indonesia.

Kawasan ini mempunyai luas sekitar 7 hektar. Lokasi situs berada pada kawasan yang diapit oleh Sungai Cileueur dan Sungai Cimuntur. Patimuan adalah daerah pertemuan dua sungai Cimuntur dan Cileueur.
Kedua sungai tersebut bertemu di sebelah timur laut Gunung Susuru. Gunung ini merupakan suatu tonjolan bukit yang terbentuk oleh batuan breksi vulkanik. Di situs itu, terdapat tiga batu datar terbuat dari batuan beku andesitik.
Batu datar I, berada di bagian timur laut Gunung Susuru, batu datar II berada di sebelah barat daya batu datar I, berjarak sekitar 350 m. Sedangkan batu datar III, berada di sebelah barat daya batu datar II, atau berjarak sekitar 100 m. Di dekat batu datar I terdapat batu bersusun terbentuk dari tiga bongkah batuan beku andesit.
Di Gunung Susuru juga terdapat tiga punden berundak. Punden I berada di atas bukit kecil, pada ujung timur laut Gunung Susuru. Punden II, berada diantara punden I dan punden III. Sementara Punden III, berada pada bagian barat daya Gunung Susuru, punden berundak yang susunannya masih utuh yang di sebut Batu Patapaan.
Di salah satu dolmen yang terdapat di Patapaan  diduga adalah sarkofagus (peti kubur batu) karena ketika dilakukan penggalian di bawahnya terdapat batu penyangga , Bukti tersebut memperkuat dugaan Gunung Susuru merupakan peninggalan kebudayaan Megalit { besar } , sedang temuan kampak , batu manik - manik , pecahan tembikar , merupakan ciri kebudayaan Neolitikum { zaman batu muda } , diperkirakan berkembang 1.500 tahun sebelum masehi , peninggalan lainnya : fosil tulang , gigi manusia , kapak batu , dua buah batu silinder , lumpang batu , batu korsi , menhir , dolmen , batu peluru , piring dan poci keramik serta keris.
klik video lokasi situs gunung susuru

penulis { mang izzi dengan pohon susuru }
Sebagai tempat objek wisata dengan pemandangan alam yang indah ,udara yang sejuk  dengan suara air mengalir kedua sungai yang jelas , situs Gunung Susuru juga menawarkan pendidikan sejarah masa kejayaan kerajaan Galuh.
Situs ini merupakan patilasan dari kerajaan Galuh Kertabumi , yang didirikan oleh Putri Tanduran Ageung , putri Raja Galuh Salawe yang bernama Sangyang Cipta. Beliau menikah dengan Rangga Permana , keponakan Prabu Geusan Ulun , penguasa kerajaan Sumedang Larang.
Wilayah ini sebagai hadiah pernikahan dari sang ayah , karna berada di pinggir sungai Cimuntur , Rangga Permana dikenal sebagai Prabu Di Muntur , di lantik sebagai raja tahun 1585 M , dan memerintah kertabumi sampai tahun 1602 M lalu di ganti putranya bernama Sang Raja Cita.
Benteng Kuno, membentang melintasi desa dari sisi Cimuntur ke sisi Cileueur sepanjang kurang lebih 2 Km. Benteng kuno tersebut terbuat dari susunan batu setinggi 1 meter.
Sayang, kondisinya kini tidak utuh lagi. Masyarakat yang membangun pemukiman di alurnya memanfaatkan batu untuk pembangunan rumah. Sebagian lagi digunakan pembuatan jalan aspal. Namun di beberapa tempat, pondasi maupun strukturnya masih dapat dilihat walau kurang jelas.
referensi dari berbagai sumber
Terimakasih 

Selasa, 14 Februari 2017

CIUNG WANARA - SITUS KARANG KAMULYAN - CIAMIS

 Terletak di Desa Karang kamulyan , Kecamatan Cijeungjing , Kabupaten Ciamis , Provinsi Jawa Barat , Indonesia . 


Kata ' Karang Kamulyan ' berarti ' tempat yang di mulyakan '
Situs ini merupakan peninggalan dari zaman Kerajaan Galuh yang bercorak Hindu - Budha , sebagai situs purbakala , bersejarah dan situs arkeologi .
Di dalam area objek wisata budaya ' Ciung Wanara ' terdapat ; situs karang kamulyan , museum dan gong perdamaian dunia


klik
- video lokasi situs  karang kamulyan -

Legenda Situs Karang Kamulyan :
Berkisah tentang ' Ciung Wanara ' yang erat kaitannya dengan kerajaan Galuh , sebelum berdirinya kerajaan Majapahit dan Pajajaran . Berkisah ketika raja galuh saat itu ' Prabu Adimulya Sanghyang Cipta Permana Di Kusumah ' dengan dua permaisuri , yaitu ' Dewi Naganingrum ' dan  Dewi Pangrenyep , mendekati ajal , sang prabu mengasingkan diri dan kekuasaan di serahkan kepada ' Patih Bondan  Sarati ' dimana dalam memerintah , sang patih hanya mementingkan diri sendiri , atas kuasa Tuhan , lama tidak mempunyai anak , akhirnya Dewi Naganingrum , di karuniai seorang putra , yaitu ' Ciung Wanara ' kelak menjadi penerus resmi kerajaan Galuh yang adil dan bijaksana .

Kawasan lokasi situs 
Kawasan dengan luas kurang lebih 25 ha , berhawa sejuk , pohon - pohonnya besar dan areal parkir kendaraan yang luas . Menyimpan berbagai benda  yang mengandung sejarah tentang kerajaan Galuh , sebagian besar berbentuk batu dengan bentuk berbeda - beda yang menyerupai sebuah bangunan dengan struktur terbuat dari tumpukan batu , yang oleh masyarakat di namai berdasar kisah / mitos tentang kerajaan Galuh , seperti :



Pangcalikan / Pelinggihan
Pangcalikan / Pelinggihan merupakan sebuah batu bertingkat - berwarna putih serta berbentuk segi empat , termasuk ke dalam golongan / jenis yoni { tempat pemujaan } yang letaknya terbalik dan sebagai altar . Di bawah yoni terdapat  beberapa buah batu kecil , seolah - olah sebagai penyangga , sehingga memberi kesan seperti sebuah dolmen { kubur batu } . Letaknya berada dalam sebuah struktur tembok , ukuran 17 , 5 x 5 m .  

Sanghyang Bedil
Tempat yang disebut ' Sanghyang Bedil ' merupakan suatu ruangan di kelilingi tembok ukuran 6 , 20 x 6 meter , tinggi kurang lebih 80 cm , pintu menghadap ke arah utara , di depan pintu masuk terdapat struktur batu , berfungsi sebagai sekat . Di dalam ruangan ini terdapat 2 buah menhir yang terletak di atas tanah , masing - masing ukuran 60 x 40 cm dan 20 x 8 cm , bentuknya memperlihatkan tradisi megalitik .


Penyambungan Ayam
Terletak di sebelah selatan lokasi ' Sanghyang Bedil ' , kira - kira 5 meter , dari pintu masuk , berupa ruang terbuka , letaknya lebih rendah . Tempat ini merupakan tempat menyambung ayam Ciung Wanara dan ayam raja , juga sebagai tempat khusus memilih raja secara demokrasi .

 Lambang Peribadatan
Batu yang di sebut ' Lambang Peribadatan " merupakan sebagian dari kemuncak , ada yang menyebut Fragmen candi / stupa , bentuknya indah dihiasi pahatan - pahatan sederhana , dimana merupakan peninggalan Hindu . Letak batu ini berada di dalam struktur tembok ukuran 3 x 3 m , tinggi 60 cm . Batu kemuncak di temukan 50 m ke arah timur lokasi sekarang , di tempat ini terdapat dua unsur budaya berlainan , yaitu kemuncak dan struktur tembok . Struktur tembok tersusun rapi menunjukan budaya megalitik dan kemuncak sebagai peninggalan agama hindu .

Panyandaran
Terdiri dari sebuah menhir dan dolmen , letaknya di kelilingi batu bersusun yang merupakan struktur tembok . Menhir dengan ukuran 120 cm , lebar 70 cm , dolmen ukuran 120 x 32 cm . Menurut cerita tempat ini tempat lahirnya ' Ciung Wanara ' kemudian di buang dan hanyutkan oleh ibunya ' Dewi Naga Ningrum ' ke sungai Citanduy , serta ibunya setelah melahirkan bersandar di tempat ini , selama empat puluh hari guna memulihkan kesehatan setelah melahirkan .

Cikahuripan
Merupakan sebuah sumur  yang letaknya dekat pertemuan dua sungai , yaitu sungai Citanduy dan Sungai Cimuntur dan tidak terdapat tanda adanya peninggalan arkeologis . Sumur ' Cikahuripan ' di anggap berisi air kehidupan { di percaya sebagai air lambang kehidupan } dan merupakan sumur abadi sebab airnya  tidak pernah kering sepanjang tahun .

Makam Adipati Panaekan
Di lokasi ' makam Adipati Panaekan ' tidak di temukan adanya peninggalan arkeologis , tetapi merupakan batu berbentuk lingkaran bersusun tiga dan merupakan susunan batu kali . Dipati Panaekan adalah raja Galuh Tengah berpusat di Cineam dan mendapat gelar Adipati dari Sultan Agung Raja Mataram .





Patimuan { pertemuan dua sungai besar }
Di bagian belakang situs , kita bisa melihat pertemuan dua sungai besar , yaitu Sungai Cimuntur dan Sungai Citanduy

- Semoga bermanfaat dan menambah wawasan , terimakasih -