Jembatan Cirahong adalah jembatan kereta api yang terletak di perbatasan kabupaten Tasikmalaya dan kabupaten Ciamis , Jawa - Barat , Indonesia , tepatnya di Kecamatan Manonjaya , Tasikmalaya dengan Desa Panyingkiran , Kecamatan Ciamis . Jembatan ini melintas di atas Sungai Citanduy yang merupakan perbatasan dari kedua kabupaten tersebut .
Jembatan ini mempunyai nomor BH 1290 dan berada di timur Stasiun Manonjaya Daerah Oprasi 2 Bandung . Jembatan ini menggunakan konstruksi baja yang banyak dan cukup rapat . Jembatan yang memiliki panjang 202 meter dengan ketinggian 66 meter .
Dibangun pada tahun 1893 dengan menggunakan konstruksi baja yang rapat dan kokoh . konstruksinya pernah diperkuat pada tahun 1954 .
Keunikan jembatan Cirahong , karena memiliki 2 fungsi :
Bagian atas jembatan berfungsi untuk lalu lintas kereta api , sedangkan bagian bawah jembatan berfungsi untuk lalu lintas kendaraan .
Namun kendaraan yang melintas harus bergantian masuk , karena ukuran jembatan yang sempit . Jembatan ini merupakan jalur alternatif dari Tasikmalaya menuju Ciamis lewat Manonjaya dan sebaliknya .
Dibangun pada tahun 1893 dengan menggunakan konstruksi baja yang rapat dan kokoh . konstruksinya pernah diperkuat pada tahun 1954 .
Keunikan jembatan Cirahong , karena memiliki 2 fungsi :
Bagian atas jembatan berfungsi untuk lalu lintas kereta api , sedangkan bagian bawah jembatan berfungsi untuk lalu lintas kendaraan .
Ayo lihat lebih dekat , jembatan cirahong lewat videonya :
Namun kendaraan yang melintas harus bergantian masuk , karena ukuran jembatan yang sempit . Jembatan ini merupakan jalur alternatif dari Tasikmalaya menuju Ciamis lewat Manonjaya dan sebaliknya .
Pemuda dari daerah Manonjaya , mengatur arus masuk kendaraan dari pintu jembatan sebelah selatan atau pintu dari Manonjaya. Sedang pemuda Ciamis mengatur arus dari arah utara , Mereka bergantian berjaga selama 24 jam .
Para petugas tersebut mendapatkan upah alakadarnya dari sopir atau warga yang melintas di jembatan .
Sejarah Pembangunan Jembatan Cirahong :
Pembangunan Jembatan Cirahong tidak terlepas dari peran R.A.A. Kusumadiningrat atau Kangjeng Prebu , Bupati Galuh Ciamis tahun 1839 – 1886 .
Pembangunan Jembatan Cirahong tidak terlepas dari peran R.A.A. Kusumadiningrat atau Kangjeng Prebu , Bupati Galuh Ciamis tahun 1839 – 1886 .
Kala itu Pemerintah Kolonial Belanda sedang membangun jalan kereta api jalur selatan yang melewati Bandung , Garut , Tasikmalaya dan Banjar selanjutnya nyambung ke Jawa Tengah . Pembangunan jalur kereta api tersebut , selain untuk angkutan massal , juga untuk mengangkut hasil bumi dari Priangan , seperti kapas , kopi , kapol , dan lainnya ke Jakarta .
Saat itu banyak perkebunan baru dibangun di daerah Galuh , seperti perkebunan Lemah Neundeut , Bangkelung dan lain-lain . Angkutan kereta diharapkan akan mempermudah jalur angkutan barang maupun mobilisasi penduduk .
Sebenarnya , awalnya jembatan ini tidak direncanakan dibangun . Dari gambar rencana yang dibuat pemerintah kolonial Belanda , jalur kereta api dari Tasikmalaya tidak melewati kota Ciamis . Tetapi mengambil jalur ke Cimaragas atau sebelah selatan Sungai Citanduy . Setelah itu masuk kota Banjar dan seterusnya jalur terbagi menjadi dua yaitu jalur yang menuju ke Pangandaran dan ke Cilacap , Jawa Tengah .
Pertimbangannya , apabila melintas ke Kota Ciamis maka Pemerintah Belanda harus membangun dua jembatan melewati Sungai Citanduy . Tentu saja akan memakan biaya yang sangat mahal .
Informasi tersebut akhirnya sampai ke telinga Kangjeng Prebu , yang saat itu sudah pensiun dari jabatan Bupati . Kangjeng Prabu yang masih memiliki pengaruh ke pemerintah kolonial , kemudian melobi Belanda agar jalur rel kereta yang dibangun tersebut melintasi Kota Ciamis .
Ada beberapa pertimbangan yang disampaikan Kangjeng Prebu . Pertama , jumlah penduduk Kota Ciamis sudah cukup besar dibanding Cimaragas , sehingga keberadaan kereta akan lebih bermanfaat untuk masyarakat . Selain itu , adanya stasiun Kereta Api akan memperkuat eksistensi Ciamis sebagai Ibu Kota Galuh .
Setelah melalui lobi panjang , akhirnya pemerintah kolonial menyetujui usulan Kangjeng Prebu . Belanda kemudian membangun dua jembatan di atas Sungai Citanduy . Yaitu jembatan Cirahong, dan jembatan Karangpucung di dekat Kota Banjar dengan biayanya yang cukup mahal .